Debat Pemilihan Bupati Probolinggo, Ra Fahmi: Jabatan adalah Amanah dan Ibadah, Harus Bermanfaat untuk Masyarakat Banyak


Ra Fahmi ketika menyampaikan orasi di penghujung acara debat calon bupati Kabupaten Probolinggo. [Foto: tangkap layar youtube]

Surabaya – Pada debat kedua Pemilihan Bupati Kabupaten Probolinggo yang digelar di Surabaya, Ra Fahmi, Wakil Bupati Probolinggo, mengakhiri penyampaiannya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin, baik yang hadir di lokasi maupun masyarakat Kabupaten Probolinggo yang menyaksikan dari rumah.

Ia menyampaikan bahwa dirinya bersama calon Bupati, Gus Haris, telah dididik sejak kecil oleh orang tua dan guru-guru mereka bahwa jabatan adalah amanah.

"Sejak kecil kami, saya dan Gus Haris, diajarkan oleh orang tua dan guru-guru kami bahwa jabatan adalah amanah. Maka kami harus bersungguh-sungguh dalam bekerja dan melayani masyarakat. Dan jabatan adalah ibadah," ujar Ra Fahmi.

Ra Fahmi menegaskan bahwa jabatan publik yang diemban adalah tanggung jawab yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk menghadirkan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo.

Ia juga menyampaikan bahwa kehadirannya dalam debat tersebut bukan hanya sebagai wakil dari Gus Haris, tetapi sebagai perwakilan seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo yang ingin mewujudkan harapan dan mimpi bersama menuju "Probolinggo Baru."

“Kami hadir sepenuhnya untuk masyarakat Probolinggo. Kami percaya dengan dukungan seluruh masyarakat. Probolinggo yang SAE – Sejahtera, Amanah religius, serta Eksis berdaya saing – bukan hanya mimpi, tetapi kenyataan yang akan kita wujudkan bersama,” lanjutnya.

Dalam pidatonya, Ra Fahmi mengutip prinsip yang diajarkan oleh para gurunya yaitu, bahwa setiap orang yang hidup di Indonesia harus berjuang untuk kepentingan rakyat banyak. Menurutnya, mereka yang hanya berpikir tentang kepentingan pribadi telah melakukan kemaksiatan.

"Orang yang hidup di Indonesia dan tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya berpikir tentang ekonominya sendiri dan pendidikannya sendiri, dia juga telah berbuat maksiat. Kita semua harus berpikir tentang perjuangan rakyat banyak," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Ra Fahmi hadir dengan mengenakan udeng tengger, simbol khas masyarakat Tengger, sebagai pengingat untuk selalu mengendalikan diri agar tidak melakukan hal-hal buruk.

Ia juga mengutip semboyan yang terdapat pada logo Kabupaten Probolinggo, "Prasaja Ngestiwi Bawah," yang berarti membangun dengan kesungguhan dan kejujuran demi kemakmuran masyarakatnya, termasuk para nelayan dan petani.

"Generasi milenial dan generasi emas Probolinggo ke depan harus menjadi generasi yang maju dan tangguh," tutup Ra Fahmi.

adikr

Anak seorang petani

Previous Post Next Post

Tag Terpopuler

نموذج الاتصال