Menelusuri Akar Filosofi PKB: Dari Pesantren, Untuk Indonesia

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan hanya partai politik biasa. Ia lahir dari rahim pesantren, dibesarkan oleh nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jamaah, dan tumbuh bersama semangat menjaga keutuhan serta kebhinekaan Indonesia. Sejak awal berdiri, PKB memikul amanat besar: membawa nilai-nilai kebaikan dari tradisi ke dalam sistem demokrasi modern Indonesia.
Berangkat dari Tradisi, Bergerak untuk Masa Depan

Filosofi PKB merujuk pada prinsip dasar al-muhafazhatu ‘ala al-qadîm al-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah – menjaga tradisi lama yang baik, dan mengambil hal-hal baru yang lebih maslahat. Inilah jati diri PKB: partai yang berpijak pada nilai-nilai Islam Nusantara, namun terbuka terhadap perubahan dan pembaruan demi kemaslahatan rakyat.

Tradisi pesantren menjadi landasan moral dan spiritual perjuangan PKB. Dari pesantren, PKB belajar pentingnya ketulusan dalam berkhidmat, keikhlasan dalam berjuang, serta kedalaman ilmu dalam mengambil keputusan. Karena itu, PKB tidak sekadar hadir untuk merebut kekuasaan, tetapi untuk merawat Indonesia agar tetap menjadi rumah bersama bagi seluruh anak bangsa.

Gagasan Gus Dur: Politik Kemanusiaan dan Kebangsaan

Tak bisa bicara tentang filosofi PKB tanpa menyebut KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sebagai tokoh pendiri, Gus Dur menanamkan spirit bahwa politik bukan sekadar alat kekuasaan, melainkan jalan pengabdian. Melalui PKB, Gus Dur membawa pemikiran progresif tentang pluralisme, keadilan sosial, dan demokrasi yang manusiawi.

PKB meyakini bahwa keberagaman adalah anugerah, bukan ancaman. Maka sejak awal, PKB memperjuangkan nilai-nilai toleransi, kesetaraan hak, dan perlindungan terhadap kelompok rentan. Di sinilah letak keistimewaan filosofi PKB: memadukan spiritualitas Islam dengan komitmen kebangsaan.

Konsisten Membela Rakyat Kecil

Dalam perjalanan politiknya, PKB selalu menjadikan rakyat kecil sebagai pusat perjuangan. Petani, nelayan, guru madrasah, santri, buruh migran, dan pelaku UMKM menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan dan program perjuangan. Filosofi ini menjadi kompas arah juang PKB: berpihak kepada yang lemah, membela yang tersisih.

Menjadi Jembatan Tradisi dan Modernitas

Sebagai partai yang lahir dari tradisi, PKB tidak anti terhadap modernitas. Justru PKB hadir sebagai jembatan antara warisan nilai Islam Nusantara dengan tantangan zaman digital, globalisasi, dan perubahan sosial. PKB terus bertransformasi menjadi partai modern tanpa tercerabut dari akarnya.

PKB hadir bukan hanya untuk memenangi pemilu, tetapi untuk memenangkan hati rakyat. Karena bagi kami, politik adalah jalan suci pengabdian kepada bangsa, dan filosofi adalah napas panjang yang menjaga PKB tetap lurus dalam perjuangan.

Editor : Media Center DPC PKB Kabupaten Probolinggo

Previous Post Next Post

Tag Terpopuler

نموذج الاتصال